Rabu, 31 Juli 2019

CDE Team Form. Powered by Google Script

Kantong Tugas VCT BSTCH-5

<!-- notice the "circle" class
CDE Team Form. Powered by Google Script

-->

Kamis, 18 Juli 2019

VIRTUAL CORDINATOR TRAINING (VCT)
UPAYA SERIUS PENGEMBANGAN KAPASITAS GURU DI ERA DIGITAL

Keterampilan guru dalam mengelola kelas terkadang menjadi penentu yang signifikan dalam mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Sampai semua hambatan dapat diminimalisir dengan menghilangkan sikap "fatalizm", jumud , "apa adanya" dan kecanggungan dalam menyikapi dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi diera digital ini.
Saya dan semua praktisi pendidikan harus menyadari tren dan kecenderungan luar biasa dari sikap masyarakat modern terhadap teknologi. Hanya ada 2 kemungkinan antara menggunakan atau menjadi korban penggunaan teknologi.

Digitalisasi adalah salah satu kecenderungan yang menentukan dekade terakhir. Saat ini, teknologi digital mengubah konsep semua bidang kehidupan: bisnis, manajemen negara, sains, pendidikan, dan hiburan. Transformasi digital adalah tren utama di zaman modern. Istilah ini telah lama berarti transformasi dan penyimpanan bentuk data tradisional dalam format digital, dan juga transfer media dari analog ke presentasi digital. Namun, langkah demi langkah teknologi secara intensif diterapkan ke semua bidang pendidikan klasik yang tetap tidak berubah selama beberapa dekade.

Tren inilah yg kemudian perlu juga di jadikan tantangan oleh para praktisi pendidikan di Indonesia untuk terus mengembangkan kapasitas diri terutama dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Karena saat ini bukan hanya pentingnya memahami siswa secara fisik dan psikologis tapi juga psikososial mereka dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi terutama media sosial sebagai bagian dari pertimbangan dalam proses pembelajaran.

Saat Ini SEAMEO ( Organisasi Kementerian Pendidikan se Asia Tenggara) secara kontinyu menyelenggaran diklat daring dengan label Virtual Coordinator Training (VCT ) . Konten Diklat utamanya adalah pengelolaan kelas daring dengan pemanfaatan teknologi Video Conference ( vicon) dalam proses pelatihan dan pembelajaran.

Sebagai salah seorang peserta VCT batch 4 dapat saya ungkapkan pengalaman dalam beberapa poin berikut :
1. Materi utama pelatihannya adalah penggunaan Webex sebagai aplikasi vicon beserta fitur - fiturnya.
2. Materi "canggih" lainnya pembuatan Flayer Digital, pengenalan QR code, praktek membuat shortlink hingga membuat narasi menarik untuk bahan promosi dan publikasi even.
3. Tugas prakteknya mengaplikasikan semua materi pada poin 1 dan 2 dengan berperan sebagai host, moderator dan presenter sebuah even dengan jumlah praktek sekitar 6 kali peran tersebut.

Pelatihan bernilai 40 jam ini sangat bermanfaat dan cocok diikuti oleh guru, pengawas dan praktisi pendidikan lainnya, terutama yg aktif di organisasi propesi pendidikan seperti MGMP, KKG dan forum forum ilmiah.




DARI BERHUTANG JADI PENDUSTA

Setiap orang punya hutang, pasti. Hanya saja adakah orang yg phobia mendengarnya seperti saya..?

Sejak kecil saya sudah berkenalan dengan peliknya hutang piutang. Dari mulai tagihan yg berlipat, galaknya petugas rentenir, ganasnya sita menyita, horornya deadline... weuuuhhhh... bikin masa kecil saya traumatik.
Gilaaa pokonya hidup dengan atmosfere hutang itu, tidak sehat lahir batin, tidak waras luar dalam....

Sejak remaja kalopun aktifitas berhutang saya masih ada , tapi saya menghindari yg namanya "tagihan paksa" . Sesungguhnya kehatihatian saya tak menghindarkan says dari masalah hutang piutang.
" Apalagi kalo masih ceroboh" fikir saya.

Kalo seandainya horor hutang ini menyapa maka akal sehat saya biasanya mulai termakan trauma bereffek signifikan... menggigiil dada ini, gemeletuk tulang kepala hingga lubang telinga gemuruh berdenging.... masa lalu jadi nightmare...
Saya , kadang lupa dan tak peduli dengan cara menampilkannya di depan orang, yg penting zat apapun ditubuh ini yg membuat tak nyaman tidak bersemayam berlamalama...

Anehnya hal inu , bukan hanya soal pada saat saya yg mengalami sesaknya hutang tapi saat melihat , mendengar, merasakan kacaunya dunia dan kehidupan orang lain karena konyolnya perilaku berhutang yg berlebihan tanpa menggunakan margin rasional... hanya memikirkan bagaimana sebuah obsesi rendah terlampaui... bagaimana seonggok gengsi terhamparkan..
Ini tak terbatas pada pribadi yg terperosok tapi termasuk yg dipraktekin seseorang demi kelompok , kelompok demi kelompok yg lebih besar, atau bahkan negara ini jadi salah satu pesakitannya... .

Hutang berdimensi potensi ... eror berlipat... berdalih dusta bergunung gunung , berkonflik ria berulang ulang, carutmarut berkusut kusut....

jadi hindarilah.. berdoalah, berlindunglah.. pada kemudahanNya.
Hingga kita bisa memberikan teladan dan pembelajaran pada anak cucu kita tentang salah kaprahnya pemaknaan hutang sebagai bagian yg biasa dan tak perlu merasa berdosa dalam perjalanan hidup kita... Naudzubillahh summanaudzubillah...
Aaamiiin...
DARI BERHUTANG JADI PENDUSTA

Setiap orang punya hutang, pasti. Hanya saja adakah orang yg phobia mendengarnya seperti saya..?

Sejak kecil saya sudah berkenalan dengan peliknya hutang piutang. Dari mulai tagihan yg berlipat, galaknya petugas rentenir, ganasnya sita menyita, horornya deadline... weuuuhhhh... bikin masa kecil saya traumatik.
Gilaaa pokonya hidup dengan atmosfere hutang itu, tidak sehat lahir batin, tidak waras luar dalam....

Sejak remaja kalopun aktifitas berhutang saya masih ada , tapi saya menghindari yg namanya "tagihan paksa" . Sesungguhnya kehatihatian saya tak menghindarkan says dari masalah hutang piutang.
" Apalagi kalo masih ceroboh" fikir saya.

Kalo seandainya horor hutang ini menyapa maka akal sehat saya biasanya mulai termakan trauma bereffek signifikan... menggigiil dada ini, gemeletuk tulang kepala hingga lubang telinga gemuruh berdenging.... masa lalu jadi nightmare...
Saya , kadang lupa dan tak peduli dengan cara menampilkannya di depan orang, yg penting zat apapun ditubuh ini yg membuat tak nyaman tidak bersemayam berlamalama...

Anehnya hal inu , bukan hanya soal pada saat saya yg mengalami sesaknya hutang tapi saat melihat , mendengar, merasakan kacaunya dunia dan kehidupan orang lain karena konyolnya perilaku berhutang yg berlebihan tanpa menggunakan margin rasional... hanya memikirkan bagaimana sebuah obsesi rendah terlampaui... bagaimana seonggok gengsi terhamparkan..
Ini tak terbatas pada pribadi yg terperosok tapi termasuk yg dipraktekin seseorang demi kelompok , kelompok demi kelompok yg lebih besar, atau bahkan negara ini jadi salah satu pesakitannya... .

Hutang berdimensi potensi ... eror berlipat... berdalih dusta bergunung gunung , berkonflik ria berulang ulang, carutmarut berkusut kusut....

jadi hindarilah.. berdoalah, berlindunglah.. pada kemudahanNya.
Hingga kita bisa memberikan teladan dan pembelajaran pada anak cucu kita tentang salah kaprahnya pemaknaan hutang sebagai bagian yg biasa dan tak perlu merasa berdosa dalam perjalanan hidup kita... Naudzubillahh summanaudzubillah...
Aaamiiin...