Sabtu, 02 April 2022

PARUD

Kaget luar biasa , saat ketemu teman sekelas didepan warung makan padang di jalan jamika. Perlente turun dari kuda PAJERO . " 30 tahun lebih ya.." katanya mengukur rasa .. " Saya teringat dan ingin ketemu sama walikelas kita.. mau minta maaf ... tapi malu" Sambil bersandar pada kursi kayu dan menelungkup tangan ia berkisah tentang liku perjalan hidupnya. Setelah tak tamat SMA kelas 2 ia bekerja di sebuah home industri lumayan besar di bidang peralatan dapur... hingga satu saat ada pengusaha memberi tantangan untuk produksi sebuah alat dapur : PARUD/ PARUTAN. " Seminggu saya butuh 1000an" Karena butuh perubahan ia dan istri bekerja keras , setiap hari mencari kaleng bekas ke para pengepul sampah, mengoprasikan alat sederhana sendiri siang malam, kirim barang tengah malam... Entah rencana Tuhan yg Indah atau itulah yg disebut anugrah ... kerja keras itu berbuah berkah.. pesanan pun berkembang jenis dari satu hingga belasan dan ratusan barang... " bersyukurlah, dan soal meminta maaf sama walikelas?" potong saya... " masih ingat dulu kita dikasih tugas keterampilan ?" jelasnya...... "Ohh.. yaa.. " saya mulai faham... Satu bulan berjalan lebih , tak terhitung teman kecilku ini pernah di panggil keras oleh bu walikelas.. " kapan kau buat tugas parutan itu...!!!" Hingga rasa setiakawan ini yg mendorong membantunya mencarikan kaleng susu kental manis bekas , dibolongi bersama pake paku karatan dan membingkainya dg kayu sisa gergaji di wa karsim. " sanah kumpulin, bosen liat kamu di bentak sama si ibu..!!" Ternyata saat sekolah dulu , apa yg kita benci apa yg kita ga suka, satu saat akan berguna untuk mencari sesuap nasi..